Kode etik
merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok
masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila
ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori
norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan,
tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai
atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional.
Dalam etika profei akuntansi kode etik merupakan
prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap
individu dalam kantor akuntan publik (KAP) atau Jaringan KAP, baik yang
merupakan anggota IAPI maupun yang bukan merupakan anggota IAPI, yang
memberikan jasa profesional yang meliputi jasa assurance dan jasa selain
assurance seperti yang tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi.
Untuk tujuan Kode Etik ini, individu tersebut di atas selanjutnya disebut
”Praktisi”. Anggota IAPI yang tidak berada dalam KAP atau Jaringan KAP dan
tidak memberikan jasa profesional seperti tersebut di atas tetap harus mematuhi
dan menerapkan Bagian A dari Kode Etik ini. Suatu KAP atau Jaringan KAP tidak
boleh menetapkan kode etik profesi dengan ketentuan yang lebih ringan daripada
ketentuan yang diatur dalam Kode Etik ini.
Prinsip
- prinsip dalam kode etik akuntansi menurut IFAC, IAI dan AICPA
Prinsip-prinsip IFAC :
1. Integritas.
Seorang akuntan profesiona harus bertindak tegas dan jujur dalamsemua hubungan
bisnis dan profesionalnya.
2. Objektivitas.
Seorag akuntan profesional seharusnya tidak boleh membiarkanterjadinya bias,
konflik kepentingan, atau dibawah penguruh orang lain sehinggamengesampingkan
pertimbangan bisnis dan profesional.
3. Kompetensi
profesional dan kehati-hatian. Seorang akuntan profesionalmempunyai kewajiban
untuk memelihara pengetahuan dan keterampilan profesional secara berkelanjutan
pada tingkat yang dipelukan untuk menjaminseorang klien atau atasan menerima
jasa profesional yang kompeten yangdidasarkan atas perkembangan praktik,
legislasi, dan teknik terkini. Seorangakntan profesional harus bekerja secara
tekun serta mengikuti standar-standar profesional haus bekerja secara tekun
serta mengikuti standar-standar profesionaldan teknik yang berlaku dalam
memberikan jasa profesional.
4. Kerahasiaan.
Seorang akuntan profesional harus menghormati kerhasiaaninformasi yang diperolehnya
sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnisserta tidak boleh
mengungapkan informasi apa pun kepada pihak ketiga tanpa izinyng enar dan
spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak profesional untuk
mengungkapkannya.
5. Perilaku
Profesional. Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan
perundang-undangan yang relevan dan harus menghindari tindakan yang
dapatmendiskreditkan profesi.
Kode
etik menurut IAI :
Kode
Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:
(1)
Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, dan (3) Interpretasi Aturan Etika.
Prinsip
Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan
pemberian jasa profesional oleh anggota.
Prinsip
etika akuntan atau kode etik akuntan itu meliputi delapan butir pernyataan
(IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan
hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan,yaitu :
Tanggung
jawab profesi : Bahwa akuntan di dalam
melaksanakantanggungjawabnya sebagai profesional harus senantiasa
menggunakanpertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.
Kepentingan
publik : akuntan sebagai anggota IAI
berkewajiban untuksenantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik,
menghormatikepentingan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
Integritas:
akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara danmeningkatkan
kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawabprofesionalnya tersebut dengan
menjaga integritasnya setinggi mungkin.
Obyektifitas:
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntansebagai anggota IAI
harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturankepentingan.
Kompetensi
dan kehati-hatian profesional : akuntan
dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian,
kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan
bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang
kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling
mutakhir.
Kerahasiaan:
akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yangdiperoleh selama melakukan
jasa profesional dan tidak boleh memakai ataumengungkapkan informasi tersebut
tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak ataukewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya.
Perilaku
profesional: akuntan sebagai seorang profesional
dituntut untukberperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhitindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya.
Standar
teknis: akuntan dalam menjalankan tugas
profesionalnya harusmengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional
yang relevan.Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan
mempunyaikewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.
Kode
etik menurut AICPA :
- Tanggung jawab. Dalam menjalankan
tanggung jawab sebagai seorang profesional, anggota harus menjalankan
pertimbangan moral dan profesional secara sensitif.
Kepentingan public. Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak sedemikian rupa demi melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Integritas. Untuk memelihara dan memperluas keyakinan publik anggota harus melaksanakan semua tanggung jawab profesional dengan rasa integritas tertinggi.
Objektivitas dan Independensi. Seorang anggota harus memelihara objektivitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam menunaikan tanggung jawab profesional. Seorang anggota dalam praktik publik seharusnya menjaga independensi dalam fakta dan penampilan saat memberikan jasa auditing dan atestasi lain.
Kehati - hatian ( due care ). Seorang anggota harus selalu mengikuti standar - standar etika dan teknis profesi terdorong untuk secara terus - menerus mengembangkan kompetensi dan kualita jasa serta menjalankan tanggung jawab profesional sampai tingkat tertinggi kemampuan anggota yang bersangkutan.
Ruang lingkup dan sifat jasa. Seorang anggota dalam praktik publik harus mengikuti prinsip prinsip kode perilaku profesional dalam menetapkan ruang lingkup sifat jasa yang diberikan.
Kepentingan public. Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak sedemikian rupa demi melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Integritas. Untuk memelihara dan memperluas keyakinan publik anggota harus melaksanakan semua tanggung jawab profesional dengan rasa integritas tertinggi.
Objektivitas dan Independensi. Seorang anggota harus memelihara objektivitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam menunaikan tanggung jawab profesional. Seorang anggota dalam praktik publik seharusnya menjaga independensi dalam fakta dan penampilan saat memberikan jasa auditing dan atestasi lain.
Kehati - hatian ( due care ). Seorang anggota harus selalu mengikuti standar - standar etika dan teknis profesi terdorong untuk secara terus - menerus mengembangkan kompetensi dan kualita jasa serta menjalankan tanggung jawab profesional sampai tingkat tertinggi kemampuan anggota yang bersangkutan.
Ruang lingkup dan sifat jasa. Seorang anggota dalam praktik publik harus mengikuti prinsip prinsip kode perilaku profesional dalam menetapkan ruang lingkup sifat jasa yang diberikan.
Aturan dan Interpretasi Etika.
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi
yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan
tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan
dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan
penerapannya. Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai
sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan
interpretasi baru untuk menggantikannya.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar